Rabu, 26 November 2008

sistem operasi open source

Pemberlakuan UU HAKI mau tidak mau menyebabkan penggunaan software yang tidak mempunyai lisensi (baca:bajakan) merupakan hal yang illegal dan melanggar hukum. Penggunanya bisa dikenakan denda dan kurungan. Sweeping terhadap penggunaan software bajakan pun banyak dilakukan dan membuahkan hasil.

Sebenarnya dalam lingkungan TI dikenal pula software yang menggunakan lisensi opensource. Dimana software tersebut dapat digunakan secara terbuka dan dapat dikembangkan oleh siapa saja. Software opensource merupakan program yang dapat dibagikan kepada orang lain dalam bentuk source code atau program mentah. Opensource mendorong pengguna untuk lebih berimprovisasi dengan software tersebut.

Dalam hal software system operasi, penulis yakin siapa sih yang tidak kenal system operasi Microsoft windows. Mulai dari siswa sekolah dasar sampai orang kantoran pasti banyak yang mengenal system operasi tersebut. Penulis sendiri mengenal Microsoft windows sejak dikeluarkannya Microsoft windows 3.0 dengan MS DOS-nya.

Dulu, apabila penulis membeli cd software di mangga dua atau glodok yang harganya Rp. 20000 – Rp. 25000, penulis menganggap bahwa penulis sudah membeli software asli dan penulis yakin bukan hanya penulis yang punya anggapan seperti itu :D .

Selain Microsoft windows dalam dunia system operasi juga dikenal Linux, Unix, Mac OS dll. Linux adalah salah satu software system operasi yang bersifat opensource. Banyak orang yang ingin mencoba system operasi ini karena mempunyai banyak kelebihan. Tapi karena sebelumnya sudah terbiasa dengan satu system operasi tertentu mengakibatkan sedikit ragu-ragu untuk mengganti system operasinya. Walaupun dalam prakteknya linux bisa didampingkan dengan system operasi lain (dual boot) tapi tetap saja harus melakukan langkah-langkah yang mungkin sebelumnya tidak pernah dilakukan (baca: tidak ada) sewaktu melakukan instalasi system operasi yang lain (windows). Seperti pengalaman penulis sewaktu meng-instal linux (slackware 2) yang kerepotan dalam hal membagi partisi dan install driver untuk hardware.

Sekarang telah ada linux live cd. Salah satunya adalah Linux Knoppix. Linux live CD mempunyai kemampuan dapat langsung dijalankan dari CD tanpa harus di install terlebih dahulu. Jadi, begitu proses booting dimulai, CD Linux Knoppix langsung diakses dan Linux Knoppix mulai berjalan bertahap secara otomatis. Pengenalan hardware pun dilakukan secara otomatis yang berakhir dengan keluarnya tampilan GUI (Graphical User Interface) KDE. Dan bila kita ingin berganti ke system operasi yang telah kita install di harddisk, kita cukup restart dan mengeluarkan CD Linux Knoppix. Mudah bukan?

Tidak ada komentar: